PENGUJIAN HYPOTESIS
STATISTIK
Disusun
Oleh :
1. Bambang
Purwanto 2010 133 286
2. Rismawati 2010
133 279
3. Nizar Fauzan 2010 133 298
Kelas : 3 G
Program Studi : Pendidikan Geografi
Mata Kuliah : Statistika
Dosen Pengasuh : Muazri, S.Pd.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2011
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji
bagi Allah, penguasa jagat raya yang tidak ada kekuasaan dan kekuatan kecuali
dengan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
judul Pengujian Hipotesis.
Materi dalam makalah ini
bersumber dari buku-buku referensi, dan sumber yang relevan. Isi makalah yang
disajikan dalam makalah ini hanya berupa garis besarnya saja. Untuk dapat
menguraikannya secara lebih rin ci, kami berharap kepada rekan-rekan untuk
dapat memberikan saran dan kritik demi perbaikan di masa mendatang.
Terima kasih kepada yang
terhormat, Bapak Muazri, S.Pd, selaku dosen pengasuh mata kuliah Statistika,
yang telah membimbing kami serta pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Demikianlah kata pengantar
ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan
makalah ini. Kami menyadari bahwa kami hanya manusia biasa yang tidak luput
dari kesalahan. Terima kasih.
Palembang, September 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
MATERI
- Pengertian Statistika ................................................................................. 1
- Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis ............................................................... 1
- Menguji Kesamaan Dua Varians ............................................................. 1
- Kuasa Uji dan Kurva Ciri Operasi .......................................................... 2
- Menetukan Ukuran Sampel .................................................................... 5
PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Statistik
adalah kumpulan angka-angka yang melukiskan, menggambarkan suatu persoalan.
Biasanya disusun dalam tabel atau daftar sering disertai diagram atau grafik
dan keterangan-keterangan lainnya. Contoh stastik produksi, stastik
penghasilan, stastik perdagangan, stastik keuangan, stastik harga, stastik
perusahaan dan stastik pembangunan dan lain-lain.
Statistik dapat berguna dalam
menyusun modal, perumusan, hepotisis. Pengembangan alat pengambil data
penyusunan rancangan penelitian penentuan sampel dan analisis data dilakukan
terhadap sampel yang dilakukan. Pada dasarnya setiap orang baik sadar ataupun
tidak, telah berpikir dengan mempergunakan ide-ide statistika. Statistika
selalu bekerja dengan angka atau bilangan (data kuantitatif). Dengan kata lain,
untuk dapat melaksanakan tugasnya statistik memerlukan bahan keterangan yang
sifatnya kuantitatif (dapat dihitung).
Berdasarkan penjelasan
tersebut di atas, pada makalah ini penulis akan membahas mengenai pengertian
statistik dan pengujian hipotesis.
1.2
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah
dalam makalah ini adalah.
1) Apa yang dimaksud dengan statistik?
2) Sebutkan jenis-jenis pengujian hipotesis?
1.3
Tujuan
Dalam pembelajaran tentang pengujian hipotesis
kali ini kita diharapkan mengerti dan paham tentang pengujian hipotesis, tapi
pada makalah ini kita diharapkan mampu memahami:
1) Pengujian hipoteis tentang menguji
kesamaan dua varians
2) Pengujian hipotesis tentang kuasa uji dan
kurva ciri operasi
3) Pengujian hipotesis tentang
menentukan ukuran sampel
Sedangkan
metode yang dilakukan untuk memahami pengujian hipotesis di atas dengan menggunakan
metode diskusi dan tanya jawab.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Statistika
Statistika adalah cabang ilmu dari matematika yang mempelajari cara-cara:
- Mengumpulkan dan menyusun data, mengolah dan menganalisa data. Serta menyajikan data dalam bentuk kurva atau diagram.
- Menarik kesimpulan, menafsirkan parameter dan menguji hipotesa (dugaan) yang didasarkan pada hasil pengolahan data.
Hasil
pengolahan suatu kumpulan data diperoleh sebuah ringkasan data. Jadi,
statistika dapat memberikan gambaran tentang suatu kumpulan data dalam bentuk
sebuah nilai.
B.
Jenis-jenis Pengujian Hipotesa
Sedangkan
untuk menguji kebenaran suatu data dapat diuji dengan cara:
- Menguji proporsi π : uji dua pihak
- Menguji proporsi π : uji atu pihak
- Menguji kesamaan dua rata-rata : uji satu pihak
- Menguji kesamaan dua rata-rata : uji dua pihak
- Menguji kesamaan dua persepsi: uji dua pihak
- Menguji kesamaan dua persepsi: uji satu pihak
- Menguji kesamaan dua varians
- Kuasa uji dan kurva ciri operasi
Tapi
pada pembuatan makalah kali kita akan membahas pengujian hipotesis tentang:
1) Menguji kesamaan dua varians
2) Kuasa uji dan kurva ciri operasi
3) Menentukan ukuran sampel
C.
Menguji Kesamaan Dua Varians
Menguji kesamaan atau perbedaan dua rata-rata
telah berulang kali ditekankan adanya asumsi bahwa populasi varians yang sama
agar menaksir dan menguji bisa berlangsung. Dalam hal varians yang berlainan,
hingga sekarang hanya digunakan cara-cara pendekatan. Oleh karena itu, terasa
perlu untuk melakukan pengujian mengenai kesamaan dua varians atau lebih.
Populasi-populasi dengan varians yang sama besar dinamakan populasi dengan
varians yang homogen. Dalam hal lainnya disebut populasi dengan varians heterogen.
Dalam
bagian ini akan dilakukan pengujian kesamaan varians untuk dua populasi.
Misalkan kita mempunyai dua populasi normal dengan varians dan akan diuji
mengenai uji dua pihak untuk pasangan hipotesa nol H0 dan
tandingannya H1.
Berdasarkan
sampel acak yang masing-masing diambil dari populasi tersebut. Jika sampel dari
populasi kesatu berukuran n1 dengan varians dan sampel populasi
berukuran n2 dengan varians maka untuk menguji hipotesis di atas
digunakan statistik.
D.
Kuasa Uji dan Kurva Ciri Operasi
Telah kita lihat bahwa dalam membuat keputusan
berdasarkan pengujian hipotesis terjadi dua tipe kekeliruan, ialah α dan β.
Untuk mendapatkan keputusan yang baik kedua kekeliruan tersebut haruslah
seminimal mungkin. Tetapi hal ini sulit dicapai mengingat meminimalkan yang
satu akan terjadi peningkatan yang lain; kecuali dengan jalan memperbesar
ukuran sampe, yang pada umumnya jarang bisa dilaksanakan. Dalam prakteknya
suatu kompromi diambil guna membatasi terjadinya kekeliruan yang dianggap
berbahaya. Kekeliruan tipe I sering dibatasi dengan menentukan terlebih dahulu
taraf nyata misalnya α = 0,001 atau β = 0,05 atau nilai lainnya. Berpegang
kepada prinsip ini,marilah sekarang kita lihat besar kekeliruan β mungkin
dibuat dan berapa besar kuasa uji (1 – β) didapat berdasarkan α yang dipilih
lebih dahulu tersebut.
Diberikan
contoh tentang uji rata-rata masa hidup lampu, ialah H0 : μ = 800
jam melawan H1 : μ ≠ 800 jam dengan
σ = 60 jam diketahui. Dengan sampel berukuran n = 50 dan = 792 jam, pengujian
menyatakan menerima H0 pada taraf α = 0,05. jika sebenarnya
rata-rata masa hidup lampu itu bukan 800 jam, melainkan μ = 800 jam, melainkan
μ = 778 jam, berapakah β, yaitu peluang membuat kekeliruan tipe II, dalam
pengambilan keputusan di atas?
Untuk
menentukan β, kita buat sketsa dua distribusi normal, yang satu dengan μ = 800
jam dan satu lagi dengan μ = 778. kedua-duanya mempunyai σ = 60.
Uji
dua pihak dengan σ = 0,05 menghasilkan daerah penerimaan H0 berbentuk
– 1,96 < z < 1,96 atau β adalah bagian grafik dalam distribusi normal μ =
778 yang dalam daerah penerimaan H0 yaitu dari 783,36 ke 816,46.
Dalam distribusi normal baku, ini sama dengan dari z = 0,63 ke z = 4,55 atau
praktis dari z = 0,63 kekanan. Luasnya adalah 0,5 – 0,2357 = 0,2643. Jadi β =
0,2643.
Ini
berarti peluang menerima hipotesis nol bahwa rata-rata masa hidup lampu 800 jam
padahal sebenarnya 778 jam adalah 0,2643. untuk itu, kuasa uji dapat ditentukan
ialah (1 – β) = 0,7357 dan ini tiada lain daripada peluang menolak hipotesisi μ
= 800 jam karena sebenarnya μ = 778 jam.
Jika
sekarang μ = 825, maka β merupakan bagian grafik dalam distribusi normal dengan
μ = 825 yang terletak dalam daerah penerimaan H0 yaitu antara
2783,36 dan 816,64.
Dalam
angka z, ternyata β antara z = -4,91 dan z = -0, 99 atau praktis dari z = 0,99
ke kiri. Luasnya adalah 0,5 – 0,3389 = 0,1111. dengan β = 0,111 dan kuasa uji =
0,8889.
Dengan
cara yang sama, β dan (1 – β) dapat dihitung untuk harga-harga μ yang
berlainan. Beberapa diantaranya dapat dilihat berikut ini
.
Beberapa nilai kuasa uji untuk berbagai μ
H0 : μ = melawan H1 : μ ≠ 800
μ
|
750
|
765
|
778
|
790
|
800
|
810
|
825
|
870
|
845
|
β
|
0,0000
|
0,0154
|
0,2643
|
0,7815
|
0,95
|
0,7815
|
0,1111
|
0,0582
|
0,0004
|
1 - β
|
1,0000
|
0,9846
|
0,7357
|
0,2185
|
0,05
|
0,2185
|
0,8889
|
0,9418
|
0,9996
|
Kita lihat bahwa β menyatakan peluang menerima H0
: μ = 800 apabila harga sebenarnya harga μ lain daripada 800. tetapi jika
sebenarnya μ = 800, maka β diartikan sebagai peluang menerima μ = 800 apabila memang itu harus diterima. Dalam
hal ini,besar μ = 0,95.
Bentuk
kurva CO seperti di atas adalah khas untuk uji dua pihak. Makin tajam puncak
kurva makin baik aturankeputusan untuk menolah hipotesisi yang tidak berlaku.
Grafik
(1 – β) terhadap μ dinamakan kurva kuasa
untuk uji hipotesis. Untuk uji dua pihak dalam contoh di muka, bentuk kurva
kuasanya. Ternyata bahwa bentuk persis kebalikan daripada kurva ciri operasi.
(1 – β) disebut juga fungsi kuasa,
karena memperlihatkan kuasa daripada pengujian untuk menolak hipotesis yang
seharusnya ditolak
Untuk
uji satu pihak akan kita ambil uji pihak kanan mengenai proporsi π sebagai
contoh.
Misalkan akan menguji
H0 : π = 0,5 melawan H1 : π = 0,5
Dengan α = 0,05 berdasrkan sebuah sampel acak berukuran n = 100
ukuran sampel cukup besar, sehingga dapat digunakan pendekatan oleh ditribusi
normal.
Jika sebenarnya π = 0,4, berapakah
besarnya β?
Dengan melakukan penyesuai terhadap x, dalam hal ini dikurangi 0,5,
maka dalam kurva distribusi normal baku,
letak daerah β ada di sebelah kiri dengan luasnya = 0,5 – 0,4968 = 0,0032 sehingga
β =
0,0032 dan kuasa uji 0,9968.
Dengan jalan yang
sama, nilai β dan (1 – β) untuk berbagai π diberikan di bawah ini.
Beberapa Kuasa Uji untuk Berbagai π
H0 : π = 0,5 melawan H1 : π > 0,5
μ
|
0,3
|
0,4
|
0,5
|
0,6
|
0,7
|
0,8
|
β
|
1,0000
|
0,9998
|
0,95
|
0,3050
|
0,0032
|
0,0000
|
1 - β
|
0,0000
|
0,0002
|
0,05
|
0,6950
|
0,9968
|
1,0000
|
Makin agak jauh
jalan kurba makin baik aturan keputusan untuk menolak hipotesis yang seharusnya
ditolak.
Kurva kuasa untuk pengujian di atas. Tentunya
kebalikan daripada kurva ciri operasi.
Kurva
ciri operasi kurva kuasa adalah ekivalen.
Hingga
kini, β dan (1 – β) telah dihitung berdasarkan populasi normal dengan σ
diketahui. Jika σ tidak diketahui, pengujian akan berdasarkan distribusi t dan
untuk menentukan kuasa diperlukan distribusi yang nonsentral. Hal ini tidak
dibicarakan di sini, karena memerlukan teori yang lebih jauh dan karenanya pula
sudah keluar dari ruang lingkup buku ini.
Hal
yang sama juga berlaku untuk pengujian yang menggunakan distribusi F dan
distribusi chi-kuadrat. Dalam hal ini, untuk menghitung β diperlukan distribusi
F nonsentral dan chi-kuadrat nonsentral.
Distribusi-distribusi yang kita kenal
sekarang di sini semuanya distribusi sentral.
E.
Menentukan Ukuran Sampel
Sesudah kita mempelajari cara menguji hipotesis,
akan diberikan beberapa contoh bagaimana menentukan banyak objek yang perlu
diteliti. Faktor yang ikut menentukan dalam hal ini ialah:
- Mengenai parameter apakah hipotesis yang akan diuji itu.
- Bagaimana pengujian dilakukan, satu pihak atau du apihak
- Berapa besar taraf nyata yang akan digunakan
- Berpa abesar kekelituan yang mau dilakukan
- Berapa besar penyimpangan yang dapat diterima diukur dari nilai hipotesis.
Pada
umumnya, simpangan baku σ tidak diketahui besar sebenarnya dan sering
didapat berdasarkan penaksiran atau dari pengalaman. Dalam hal ini, cara
menentukan ukuran sampel yang tepat haruslah digunakan distribusi t dan bukan distribusi
normal. Untuk keperluan ini, karena menyangkut perhitungan β, seperti telah diuraikan di muka, diperlukan distribusi t nonsentral. Hal
yang sama berlaku untuk menentukan ukuran sampel berdasarkan pengujian yang
menggunakan distribusi yang tidak normal.
BAB III
KESIMPULAN
Statistika
adalah cabang ilmu dari matematika yang
mempelajari cara-cara:1) mengumpulkan dan menyusun data, mengolah dan
menganalisa data. Serta menyajikan data dalam bentuk kurva atau diagram, 2)
MENARIK kesimpulan, menafsirkan parameter dan menguji hipotesa (dugaan) yang
didasarkan pada hasil pengolahan data.
Hasil
pengolahan suatu kumpulan data diperoleh sebuah ringkasan data. Jadi,
statistika dapat memberikan gambaran tentang suatu kumpulan data dalam bentuk
sebuah nilai. Menguji kesamaan atau perbedaan dua rata-rata telah berulang kali
ditekankan adanya asumsi bahwa populasi varians yang sama agar menaksir dan
menguji bisa berlangsung.
Telah
kita lihat bahwa dalam membuat keputusan berdasarkan pengujian hipotesis
terjadi dua tipe kekeliruan, ialah α dan β. Untuk mendapatkan keputusan yang baik kedua kekeliruan tersebut haruslah
seminimal mungkin. Tetapi hal ini sulit dicapai mengingat meminimalkan yang
satu akan terjadi peningkatan yang lain; kecuali dengan jalan memperbesar
ukuran sampe, yang pada umumnya jarang bisa dilaksanakan.
Faktor
yang ikut menentukan ukuran samapel ialah: 1) mengenai parameter apakah
hipotesis yang akan diuji itu, 2) bagaimana pengujian dilakukan, satu pihak
atau dua pihak, 3) berapa besar taraf nyata yang akan digunakan, 4) berapa
abesar kekelituan yang mau dilakukan, 5) berapa besar penyimpangan yang dapat
diterima diukur dari nilai hipotesis.
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana. 2002. Metode
Statistika. Tarsito:
Bandung.
http:staff.ui.ac.id/internal/0600500045/material/statistikpengujianhipotesis/
Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika SMAJilid 2. Erlangga.
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar